Pagi seakan gundah, sinarnya pun
tersipu malu , butiran mikro hydrogen berhamburan, sinar lampu jalanan redup
perlahan. Ku pakai pakaian monotonku berwana putih abu abu, kemudian ku melihat
hidangan yang sering kali dianggap instan dan kusantap hidangan itu.
Berangkatlah aku menuju jalanan yang basah, kabut lembut yang masuk kedalam
pori pori bajuku membuat ku kaku untuk beranjak maju.
Aku melihatnya ! ya melihatnya ! suasana hari
hari monoton yang tak membuatku semangat, seakan akan berubah menjadi hari luar
biasa . pagi tak cerah pun berubah , seakan akan ada bayang diriku seperti kala
aku disinari cahaya sinar jingga. Kabut
lembut pun terasa hangat. Ya aku melihatnya !!
Dia !! Ya !! memang Dia. Hari
biasa berubah nama, hari biasa dirubahnya jadi hari istimewa. Pikiran yang
hanya ada angka angka dan logaritma diubahnya menjadi kata kata pujangga, yang dulu aku hanya bisa beranjak dari selimut
hangatku saat waktu tertelan waktu kini berubah. Aku tak sama seperti dulu.
Dia yang terlihat menggengam
payung merah mudanya berdiri dibalik tiang kusam yang menghalangi pandangan
mata.
Mesin beroda empat melaju dengan
tergesa gesa, dilambaikanlah tangan kanannya, layulah payung merah mudanya,
nampaklah wajahnya, suasana hati bergejolak berbeda saat dimana tiang kusam
seakan akan cemburu ketika aku ingin memandangnya.
Hari pertama kulewati seperti tak
biasa, dan hari kedua semangat ini menyambut pagi yang lebih istimewa dari
biasanya. Aku berdiri mengawali waktuku di tepi jalan sebelum dia mengawaliku,
dan ketika ku melihat mesin beroda empat yang dinaikinya, aku pun
memberhentikan mesin beroda empat itu, naik lah aku duduklah aku di kursi belakang yang penuh
dengan barang dagangan.
Ada jarak antara mesin beroda empat itu
berhenti , akhirnya ku melihat dia dari jarak sedekat ini. Kulihat dia dengan
mata terkagum atau entah setan yang menunggangi nafsu. Dia duduk didepanku
dengan rambut yang terurai dengan jepet merah muda dibagian atas kepalanya. Aku
merasa kelelahan untuk mengkontrol detak jantuk yang melebihi ritme detik detik
jam dinding kamar.
Bersambung....
0 komentar:
Post a Comment