Monday, 18 December 2017

KISAH PERTAMA



Pagi seakan gundah, sinarnya pun tersipu malu , butiran mikro hydrogen berhamburan, sinar lampu jalanan redup perlahan. Ku pakai pakaian monotonku berwana putih abu abu, kemudian ku melihat hidangan yang sering kali dianggap instan dan kusantap hidangan itu. Berangkatlah aku menuju jalanan yang basah, kabut lembut yang masuk kedalam pori pori bajuku membuat ku kaku untuk beranjak maju.

Aku melihatnya ! ya melihatnya ! suasana hari hari monoton yang tak membuatku semangat, seakan akan berubah menjadi hari luar biasa . pagi tak cerah pun berubah , seakan akan ada bayang diriku seperti kala aku disinari cahaya sinar jingga.  Kabut lembut pun terasa hangat. Ya aku melihatnya !!

Dia !! Ya !! memang Dia. Hari biasa berubah nama, hari biasa dirubahnya jadi hari istimewa. Pikiran yang hanya ada angka angka dan logaritma diubahnya menjadi kata kata pujangga,  yang dulu aku hanya bisa beranjak dari selimut hangatku saat waktu tertelan waktu kini berubah. Aku tak sama seperti dulu.

Dia yang terlihat menggengam payung merah mudanya berdiri dibalik tiang kusam yang menghalangi pandangan mata.
Mesin beroda empat melaju dengan tergesa gesa, dilambaikanlah tangan kanannya, layulah payung merah mudanya, nampaklah wajahnya, suasana hati bergejolak berbeda saat dimana tiang kusam seakan akan cemburu ketika aku ingin memandangnya.

Hari pertama kulewati seperti tak biasa, dan hari kedua semangat ini menyambut pagi yang lebih istimewa dari biasanya. Aku berdiri mengawali waktuku di tepi jalan sebelum dia mengawaliku, dan ketika ku melihat mesin beroda empat yang dinaikinya, aku pun memberhentikan mesin beroda empat itu, naik lah aku duduklah aku di kursi belakang yang penuh dengan barang dagangan.

Ada jarak antara mesin beroda empat itu berhenti , akhirnya ku melihat dia dari jarak sedekat ini. Kulihat dia dengan mata terkagum atau entah setan yang menunggangi nafsu. Dia duduk didepanku dengan rambut yang terurai dengan jepet merah muda dibagian atas kepalanya. Aku merasa kelelahan untuk mengkontrol detak jantuk yang melebihi ritme detik detik jam dinding kamar.


Bersambung....


0 komentar:

Post a Comment